Masih Adakah Orang Yang Sopan???
"Weyy... kalo nyeberang mata dipake donk...!!!" bentak supir angkot kepada seorang pejalan kaki setengah baya yang nyaris terserempet kendaraan tersebut. Akupun yang berada di angkot tersebut tak tahu persis harus berbuat apa. Diam aja dan terbengong mendengar si supir mengeluarkan kata-kata kasar. Meski cukup sering mendengar kata-kata kasar serupa dari seorang pengendara mobil kepada pejalan kaki, Aku tetap merasa tak semestinya mereka mengeluarkan kata-kata kasar semacam itu.
Suatu kali secara kebetulan Aku pernah mendengar omelan seorang pejalan kaki yang terciprat air genangan sisa-sisa hujan yang dihempaskan oleh sebuah mobil dengan kecepatan tinggi. Secara spicless, sederet sumpah serapah keluar yang kalau dibayangkan, isinya itu mengerikan banget, seperti "Gue sumpahin tabrakan luh!" atau semacamnya. Bagaimana jika umpatan atau sumpah itu bernilai do'a di mata Allah? bukankah mereka tak bedanya seperti orang-orang yang terzalimi? Jadi, jangan sembarangan berucap kepada seorang pejalan kaki yang belum tentu benar-benar salahnya. Bisa jadi, kamulah yang justru bersalah.
Sebenarnya, ini soal etika berkendaraan di jalan umum. Namanya juga jalan umum, jadi siapapun tidak bisa merasa harus dipentingkan, siapapun tak boleh memaksakan kehendaknya, dan siapapun tak berhak atas jalan umum layaknya jalan milik pribadi.
Yang namanya jalan umum boleh digunakan oleh siapapun, pemilik kendaraan dari roda dua, tiga, empat sampai enam belas, atau pun pejalan kaki. Yang penting kan semuanya ada aturannya. Nah, ngomong-ngomong soal aturan, ternyata nggak semua para pengendara di jalan mematuhi aturan yang sudah ada.
Coba aja lihat kalau di Jakarta..? Bis-bis dan angkutan umum pada main serobot adu kecepatan layaknya di sirkuit balapan. fiuhhhh...padahal gak cuma di Jakarta aja, kayaknya Depok juga udah mulai ketularan dengan yang macam itu.
Pernah suatu hari aku pergi ke Senayan bersama teman-teman, kebetulan pulangnya udah kesorean dan kami semua bingung mau naik kendaraan apa? mau naik busway susah karena tidak jelas turun dimana dan menempuh waktu yang lama pastinya, dan alhasil takut kemalaman sampai di Depok. Ongkos pun sudah ngepas banget rasanya, kasiaaaan banget,..(???)
Akhirnya aku beserta teman-teman berniat tuk naik kereta saja dan memutuskan untuk menaiki bis yang jurusan cawang,..
Sesaat dibis, aku dan teman2 tidak dapat tempat duduk sehingga akhirnya kamipun berdiri. Suasananya saat itu gak bisa diceritakan dengan kata-kata, Fuhhhh penuhnya minta ampun, sesaaakkk bukan main, layaknya ikan pepes yang sedang dipanggang. Dan yang bikin kesel, si supir angkot ngebut ngambil kecepatan tinggi sambil mengejar bus yang ada didepannya. Bisa dibayangkan Aku dan teman-teman yang notabennya panikkan spicless teriak sambil histeris,..Aaaaa....(".")..
Bahkan ada seorang mbak-mbak yang melontarkan kata-kata warning terhadap sang supir,"Heiii,..kalo mau mati sendiri aja jangan bawa-bawa kita-kita". Sentak aku beserta teman-teman dan penumpang bis tersebut bengong, bingung, heran dan saling bertatapan satu sama lainnya.
Beberapa saat kemudian akhirnya sampai juga di stasiun cawang, akhirnya kamipun turun dan menghela nafas seraya menghirup oksigen.
salah seorang temanku pun mengeluarkan suara,"Gak lagi-lagi dehhhh"....
Kami serentak menjawab,"Iyaaaaaaa"....